Gonjang ganjing virus corona atau yang populer dengan istilah copid 19 terkait dengan upaya apa yang dapat dilakukan untuk menghambat penularannya yang luar biasa cepat, berbagai istilah muncul seperti LD, PD, SD hingga karantina wilayah atau yang belakangan dibeberapa provinsi di negeri ini diberlakukan PSBB, tak hanya itu saja pemerintah juga memberikan himbauan untuk tidak melaksanakan sholat jumat dan diganti dengan sholat zuhur di rumah, sholat tarawih ketika romadlan nanti tidak dilakukan di masjid tetapi dilakukan di rumah berserta keluarga saja. Sebelumnya juga dhimbau untuk tidak mengadakan keramaian seperti pesta pernikahan, resepsi, seminar dan yang sejenisnya semuanya dimaksudkan adalah untuk menccgah merebaknya copid 19.
Terkait dengan semua ini pro kontrapun tak dapat dihindari apa lagi dari banyak kalangan saling tuding dan saling salahkan serta tidak terkecuali protes terhadap kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang dirasakan tidak pas seperti himbauan untuk tidak melaksanakan sholat jumat, tidak sholat tarawih di masjid tidak keluar rumah dan semua itu dirasakan cukup berat yang menyentuh nurani, agaknya terkait persoalan ini harus ada data yang kongkrit yang menunjukkan berapa banyak yang terpapar copid 19 dari jamaah masjid baik itu sholat jumat atau sholat rawatib lainnya, sehingga dengan demikian ada informasi dan perbandingan yang diperoleh masyarakat jadi tidak berdasarkan asumsi belaka, kalau ada perkumpulan orang bnayak sudah pasti menularkan copid 19, bukankah orang masuk masjid itu sudah dipastikan bersih dan suci? beda halnya dengan orang di mall atau di cafe, bioskop dan supermaket yng belum tentu terjaga kebersihan apa lagi kesucian tubuhnya jika mawu dibandingkan?
Di sisi lain yang membuat miris kita adalah bahwa dunia ini tahu kalau sumber copid 19 ini adalah dari Wuhan ( China secara keseluruhan ) yang sudaah pasti orang orang china sebagai carrier pertamanya wabah ini, tapi kenapa mereka kok dibiarkan terus dan malah diundang terus untuk datang ke negeri ini sangat terbalik dengan kebijakan yang melarang kita mudik (padahal belum tentu terpapar copid 19) sementara orang orang dari china sana memang wajib (menurut saya) untuk dicurigai tapi kok dengan mudah melenggang masuk negeri ini tanpa prosedural karantina seperti WNI yang dijemput dai china kemarin harus 14 hari dikarantina di Natuna kenapa ya? mereka sebebas itu dinegeri yang berdaulat ini?
Banyak negara di dunia ini yang menutup akses dengan china (paling tidak untuk sementara) tapi negeri ini sangat bernafsu untuk mendatangkan china entah untuk apa kalau untuk tenaga kerja murahan dan terampil dan ahli sekalipun di negeri ini cukup banyak tersedia kenapa harus dari china di datangkan ha?
Kepada pemerintah dan pihak pembuat kebijakan terkait pencegahan penyebaran copid 19 dinegeri ini kiranya betul betul bersatu seperti semboyan "Bersatu Melawan Corona" perintah hanya satu yaitu dari Presiden bukan yang lainnya, bukan menteri bukan yang hanya pande ngomong sekali perintah dan Statement itu dari Presiden bukann yang lainnya, sehingga dengan demikian wibawa pemerintah tetap terjaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar