Kresek platik yang sring disebut dengan tas "assoi" di kotaku, dari dahulu diketahui bahwa kresek ini bakal jadi libah yang puluhan tahun belum tentu bisa hancur dan menyatu dengan tanah dengan kata lain kresek ini berbahaya mungkin dengan kandungan zat kimianya atau yang sifatnya bisa merusak lingkungan karena sulit hancurnya, kesadaran pihak pemerintah akan bahaya plastik bagi lingkungan memang patut diacungi jempol namun patut juga disesalkan karena kini kresek berbayar Rp 200 / satu kresek yang dulunya sejak ada kresek tak pernah berbayar alias gratis walau sekali belanja di pasar pembeli memerlukan lebih dari satu kresek. Saat ini itu jangan harap lagi kalau memerlukan lebih dari satu kresek berarti harus siap x kan Rp 200 atau kalau tidak setiap belanja bawa kating eit keranjang, atawa tas sebagai tempat bahan belanjaannya -jadi repot- pertanyaannya adalah dengan seperti ini dampak buruk kresek plastik bisa dihindarkan? bukankah lebih praktis kalau pabrik kresek plastik yang ditutup, atau pabrik bisa mengalihkan produk yang bisa habis sekali pakai dan bisa hancur walau bayar Rp 200 tidak seperti yang saat ini bentuk dan sifatnya masih tetap plastik payah larut dan merusak lingkungan juga jadi nggak ada bedanya sama yang lama kecuali hanya nambah repot kalangan bawah dan masyarakat yang akan berbelanja. Sekali lagi kalau mau mengurangi dampak buruk plastik ini sebaiknya disediakan penghancur sampah -maaf pernah saya lihat di Saudi waktu melaksanakan ibadah haji dulu 2008- sehingga di sana tak terlihat tumpukan sampah, sebab truk pengangku sampah langsung bisa bisa menguarai sampah mana sampah organik dan mana sampahyang anorganaik. Mungkin hal seperti ini yang dibutuhkan di sini dan akan efektif megurangi dampak sampah/limbah plastik atau sekali lagi tutup saja pabrik Kresek Plastik, semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar