Ilmu Pengetahuan adalah merupakan sumber kebenaran, artinya dengan ilmu pengetahuanlah kita dapat mengetahui sesuatu yang selama ini belum diketahui, kebenaran yang berkaitan dengan IPTEK agaknya Illmuan dan calon ilmuanlah pakarnya, sementasra untuk urusan agama dan spritual para ULAMA dan KIYAI, HABAIB lah ahlinya. Calon Ulama, Calon Kiayai, dan HABAIB, merupakan orang orang yang telah dipersiapkan,ditempa, di didik, dibekali dengan sejumlah ilmu pengetahuan yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diembannya kelak demikian juga dengan Calon Ilmuan sebagaicalon pemimpin masa depan di bidang IPTEK, banyak harapan digantungkan kepada orang orang yang terbaik tersebut apakah itu Ulama, Kiyai, Habaib dan Ilmuan, dua kategori manusia yang dilebihkan Alloh ini merupakan sosok yang diharapkan oleh ummat disatu sisi untuk menjada keimanan dan sisi sipritual umat dan distu sisi untuk memajukan peradaban ummat, mengejar kesetaraan peradaban umat manusia di persada dunia ini yang tentunya yang diinginkan adalah kemajuan peradaban yang seimbang antara duniawi dan ukhrowi.
Harapan ini tentunya dapat terpenuhi manakala sosok yang diharapkan itu adalah manusia yang berkarakter dan berintegritas tinggi terhadap bidangnya dan tidak hypokrit, pembohong dan penipu baik itu Ulama, Kiyai Ataupun Habaib. Ilmuwan adalah suatu profesi yang memerlukan integritas dan kode etik yang tinggi. Bidang keilmuan tidak akan berkembang bilamana pelakunya tidak memiliki integritas untuk menjaga kejujuran dan objektifitas bidang keilmuan. Oleh karenanya perlu adanya seleksi yang ketat dari pihak pemerintah terhadap para calon ilmuan yang sedang blajar menuntut ilmu maupun para ilmuan yang sedang menekuni bidang pekerjaannya.Hal ini perlu untuk mengantisipasi dari perbuatan seperti yang dilakukan oleh calon ilmuan yang baru baru ini kita dengar seorang calon ilmuan kandidat doktor tetapi tega mengkhianati kode etik keilmuan secara umum dengan melakukan kebohongan yang nyata sehingga mencoreng nama baik ilmuan yang masih komit terhadap integritas dan kode etik keimuan. Sanksdi yang diberikan oleh pemerintah dengan pencabutan penghargaan yang telah diberikan untuknya memang salah satu langkah tepat, akan tetapi tiundak lamnjutnya orang seperti ini perlu dipantau sepak terjangnya ke depan sebab bukan tidak mungkin ke depan dia akan embuat kebohongan yang lebih fatal lagi.Pelajaran berharga mestinya bisa diambil dari peristiwa ini, paling tidak untuk mengirim para pelajar ke luar negeri, perlu diuji integritasnya dan komitmennya terhadap negeri ini, dengan demikian diharapkan tidak terulang lagi peristiwa yang memalukan dan memilikukan ini.dan perlu dicatat pelajar kita banyak juga yang belajar di negeri tirai bambu china sehingga bukan tidak mungkin juga mereka memasukkkan idiologi tirai bambu ke negeri Pancasila ini. Karena itu hanya ada satu kata waspadalah meminjam istilah bang Napi, jadi waspadalah, sebab dengan memberi sanksi bukan berarti masalah selesai apalagi hanya sanksi administrasi atau kurungan badan sekalipun.Jadi sekali lagi waspadalah serta Selektiflah terhadap orang orang yang belajar di Luar Negeri , karena selain mungkin membhongi kita dan membawa faham dan idiologi yang bertentangan dengan ,Pancasila dan kepridaian bangsa ini dari negara dima dia belajar dan menuntut ilmu pengetahuan. Mudah mudahan ini kejadian yang terakhir untuk negeri Pancasila ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar