Kamis, 05 Oktober 2017


Pertemuan Pertama dengan saudaraku setelah 50 tahunan tak pernah kenal wajah, hanya pernah tahu lewat cerita orang tua bahwa ada saudara yang masih kerabat dekat cerita persaudaraan kami terputus hanya sebatas cerita orangtua tak pernah bertemu atau saling kunjung mengunjungi diantara kami, tak perlu ada yang harus disalahkan dalam persoalan ini, tak perlu dicari kambing hitamnya. Kuasa Alloh mempertemukan kami awalnya lewat HP terus ketemuan kebetulan ada urusan ziarah di makam oppung kami di Sungai Kepayang yang kini menjadi tanggung jawabku untuk merawat makam sebisanya, agar saudara saudaraku yang jauh kelak mudah untuk ziarah.
Syukur pada Alloh Swt yang telah mempertemukan kami walau kami sudah tak muda lagi tapi aku bertekad untk terus mejaga silaturrahmi ini walau hanya lewat medsos, walau belum ada waktu untuk saling berkunjung diantara kami paling tidak informasi bisa didapatkan. Faktor kesibukan, faktor kehidupan agaknya selalu dijadikan alasan untuk tidak punya waktu untuk saling berkunjung, padahal oppung dulu membangun silaturrahmi tidak pernah menjadikan alasan kesibukan dan pekerjaan untuk tidak mengunjungi familinya. Nenek oppungku yang perempuan omak dari ayahku sering kali bercerita tentang abangnya yang berdomisili di simalungun tepatnya di Hutabayu raja (aku belum pernah kesana) abang Badu katanya selalu mengenang abangnya yang begitu baik dan sayang padanya, aku hanya bisa mengangguk tapi tak terbayang bagaimana wajah baiknya oppung Badu itu. Almarhum ayahku juga bilang uak (sebenarnya tulang) Badunya pernah mengajak ayahku untuk tinggal dan bekerja di Huta bayu, kerja bantu bantu kedai kopi mungkin milik oppung nggak jelas cerita ayah.
Peretmuan yang singkat ini tapi ibarat syair lagi Iwan Fals "kemesraan ini janganlah cepat berlalu"semoga pertemuan untuk membuat kekerabatan kami yang lebih akrab di masa datang, semoga ya Alloh.

Add captio

Tidak ada komentar:

Posting Komentar