Jumat, 27 November 2015

KRISIS PANUTAN

Melihat, mendengar dan membaca berita di media negeri ini maka amat sangat memiriskaN hati dan perasaan kita, begitu banyak berita buruk yang terjadi di negeri yang dulu dijuluki nnegeri beradab negeri yang berlandaskan Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, berita buruk yang kita saksikan dari berbagai aspek kehidupan sosial dan status ekonomi, moralitas dan dari semua klas kehidupan sosial dari, semua tingkat pendidikan artinya bahwa sumber berita buruk di negeri ini tidak saja berasal dari yang memang penjahat pelaku kriminalitas, kejahatan tidak saja dilakukan oleh orang orang yang tidak berpendidikan,tidak pula dilakukan oleh orang dengan status ekonomi pas pasan tapi kejahatan yang jadi berita buruk banyak berasal dari kalangan yang berpendidikan formal, status sosial terpandang dan mempunyai kemampuan dari segi ekonomi bahkan tidak jarang pula berita buruk berasal dari kalangan yang dianggap sebagai pencerah agama, berbagai kejahatan yang dilakukan seperti penipuan, pembunuhan, korupsi, penistaan, kejahatan seksual, porstitusi narkoba, kerusuhan rasial yang berbentuk sara.Fenomena ini nampaknya terus berkembang kearah yang lebih parah. satu pertanyaan mengapa hal ini bisa terjadi terutama belakangan ini. Mungkin ini terjadi disebabkan negeri ini krisis panutan, saat ini tak ada atau terlalu sulit mencari tokoh ideal di negeri ini yang bisa digugu dan ditiru? atau juga selama ini pendidikan kita melupoakan pendidikan karakter dan moralitas? sebelum kita sampai pada suatu kesimpulan bahwa semua ini terjadi karena takdir yang Maha Kuasa, perluy dicari jawabannya apakah mungkin karena pendidikan kita yang berorientasi pada pengembangan koqnitif belaka? dan kurang memperhatikan afektifitas dan moralitaS atau di negeri masuk faham faham demokratis dan liberalis, dari luar yang dengan tanpa seleksi diterima dan tumbuh subur di sini yang hakikatnya adalah bertentangan dengan demokrasi Pancasila, demokrasi khas Indonesia yang kalau didalami pasti cocok dengan karakter bangsa ini, harapan ke depan semoga ada kesadaran dari bangsa ini untuk kembali ke jati dirinya sebagai bangsa Indonesia yang bisa dibanggakan, bukan seperti saat ini krisis Panutan, semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar